SEJARAH SINGKAT
Benteng
Tolluco atau lebih di kenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan Benteng
Toloko, terletak di kelurahan Sangaji, Ternate Utara. Benteng ini disebut
benteng Toloko karena terletak persis di daerah yang bernama Toloko, kelurahan
Sangaji. Benteng Tolluco ini juga disebut dengan benteng Holandia atau Benteng
Santa Lucas.
Benteng Tolucco dibangun pada tahun 1512 oleh Fransisco Serao setelah Kesultanan Ternate berdiri. Dibangun kembali oleh Schot pada tahun 1606. Pada tahun 1610 direnovasi oleh Pieter Both yang berkebangsaan Belanda. Sultan Ternate, Mandarsyah pernah menempati benteng ini pada tahun 1661 dengan seratus enam puluh (160) pasukan.
Banyak orang yang
heran akan bentuk dari benteng ini. Bentuk benteng yang terhitung “aneh”
menjadi salah satu ciri khas benteng ini. Bahkan ada yang berpendapat bahwa
bentuk “aneh” benteng ini adalah seperti alat kelamin laki-laki. Benteng ini
dibangun dengan batu karang yang kokoh dengan dua bastiong. Berdiri tegak menjulang
diatas tanah yang tinggi dan memiliki posisi yang sangat menguntungkan jika
digunakan sebagai benteng pertahanan dan pengintaian. Benteng ini berhadapan
langsung dengan pulau Halmahera. Dari benteng Tolluco kearah utara, dapat
dijumpai sebuah pelabuhan yang bernama Pelabuhan Dufa-dufa. Pelabuhan ini
menghubungkan masyarakat dari Ternate ke Jailolo (Halmahera Barat).
Benteng Tolluco ini
sebenarnya memiliki terowongan yang terhubung hingga laut/pantai di depannya.
Namun kini terowongan tersebut ditutup untuk umum karena berbahaya. Perjalanan
untuk mencapai Benteng dari Pusat kota sekitar 20 menit dengan perjalanan
darat.
Jauh sebelum Maluku
Utara berdiri sendiri menjadi propinsi, dan masih wilayah Maluku, benteng ini
kurang begitu terawat. Baru pada tahun 1996 (Maluku Utara masih wilayah Maluku
dan baru proses menjadi Propinsi) Benteng Tolluco direnovasi oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintahan Pusat. Akibat dari renovasi tersebut,
keaslian benteng menjadi berkurang.
v OBJEK WISATA YANG DI KUNJUUNGI
Objek
wisata yang dikunjungi adalah benteng Toloko
Ada banyak
benteng di Ternate, sisa-sisa kolonialis baik Portugis maupun Belanda. Salah
satunya benteng Toloko atau benteng Tolukko. Dibangun tahun 1512 oleh Governor
Jeneral Fransisco Serral dari Portugis. Tahun berdirinya benteng ini sendiri
banyak referensi memberikan tahun yang berbeda, tapi kita pake data lonely
planet aja ya, didirikan tahun 1512 dan direnovasi oleh Belanda tahun 1610.
Dari luar, sekilas
benteng ini terlihat kecil, waktu pertama aku datang, Tolukko tidak
seperti benteng yang selama ini aku liat di film atau seperti benteng yang
didirikan prior Philip dan Richard dalam novelnya Ken Follet, The Pillar of the
Earth. Apalagi, renovasi yang dilakukan baru-baru ini membuat si benteng
kehilangan 'keangkuhan' dan 'kekuatannya'. Bagaimana tidak, dari luar, aku
melihatnya seperti taman bunga. Lebih cenderung cantik, dibanding gagah.
Tanaman-tanaman bunga dan jalan setapak yang disemen. Cantik banget d pokoknya.
Di samping gerbang masuk benteng, ada ruangan kecil, tempat informasi benteng
ditempelkan. Jangan berharap seperti di Jogja, di mana setiap kali kita
mengunjungi tempat sejarah selalu ada guide yang 'membuai' kita dengan cerita
dibalik tempat itu. Di sini, cukup baca informasi yang banyak, yang begitu
keluar pintu dijamin lupa hehehe.
Kesan sangarnya baru keliahatan kalo kita udah masuk
ke dalam. Banyak ruangan-ruangan yang
kalo dipikir-pikir jadi mirip labirin, karena ada ruangan di balik ruangan,
lorong di balik lorong. Masuk ke dalam benteng, kita akan bertemu lorong
panjang, tangga yang tidak terlalu curam, tapi rada seram karena ga ada
pembatas tangga, so kalo jatuh, ya langsung ke bawah. Aku mencoba membayangkan
orang-orang dulu, bagaimana cara mereka lari ke sana ke mari dengan cepat tanpa
harus terjatuh. Agak turun ke bawah, ada ruangan kecil, bahkan untukku, aku
masih harus menunduk untuk masuk. Tempat apa ini? tanyaku. Mungkin tempat
penyiksaan, kata temanku. Heeee??? Sejak kapan di benteng ada tempat
penyiksaan? Bukannya harusnya itu tempat bertahan? Lagipula, kalau aku jadi
prajurit, akan sangat sulit menyiksa orang di ruangan sekecil dan serendah itu.
Ga masuk akal. Later, ketika aku kembali ke kantor, temanku bilang itu tempat
penyimpanan senjata. Okay... it is much much reasonable.
Menulusuri
setiap sudut Benteng Tolukko sungguh mengasyikkan. Imajinasi dibawa melayang ke
masa lalu saat-saat benteng ini digempur musuh dari laut di sisi barat. Suasana
pertempuran seolah muncul di depan mata. Para prajurit bersiaga memperkuat
pertahanan dan melakukan serangan balasan. Hingga suara dentuman meriam
bersahutan serta teriakan-teriakan membakar semangat dan keberanian.
Naik ke
atas, aku dengan bebas bisa memandang pulau Tidore, puluhan rumah di seputaran
Dufa-Dufa, swering dan tentu saja... Gamalama. Siang itu dia rada sombong,
terlalu banyak kabut. Tapi, aku jadi mengerti kenapa benteng dibangun di sini.
Kamu bisa melihat hampir sekeliling Ternate dan juga Tidore dari sini. Aku
membayangkan Potugis dan Belanda bisa dengan cepat melihat bila ada serangan.
Atau... aku bisa membayangkan seorang putri bisa cepat melihat ketika sang
pangeran sudah kembali. Halah!! Norak!!
Anyway... terlepas dari bagian luar yang
terlalu manis, duduk di tempat ini membuat kamu bisa melihat semuanya. Merasa
sangat tinggi dan juga sangat kecil... karena kamu bisa melihat banyak tempat
tentu saja. Seandainya ada seseorang yang bisa bercerita banyak kisah-kisah
menarik seputar benteng itu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar